Berita

Harlah ke-75 Fatayat NU Purworejo: Momentum Kaderisasi dan Kebangkitan Perempuan Nahdliyin

PURWOREJO – Harlah ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Purworejo bukan sekadar peringatan seremonial. Di balik gegap gempita acara yang digelar di GOR Sarwo Edhie Wibowo, Kamis (1/5/2025), terselip pesan penting: penguatan kader perempuan muda NU dan konsolidasi organisasi sebagai kekuatan strategis dalam pembangunan bangsa dan daerah.

Diikuti ribuan kader dari 16 Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan 340 ranting, peringatan Harlah Fatayat NU kali ini mengusung semangat perubahan. Tema “Organisasi Digdaya, Perempuan Berdaya dan Berkarya” mencerminkan dorongan kuat untuk menjadikan Fatayat sebagai ruang tumbuhnya perempuan-perempuan tangguh, yang tidak hanya aktif secara keorganisasian, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman.

Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Purworejo, Yusriana Azizah, menegaskan bahwa Harlah ini menjadi titik tolak pembenahan manajemen internal, terutama dalam hal penguatan sistem kaderisasi dan konsolidasi organisasi. Fatayat NU, menurutnya, harus menjadi organisasi yang tidak hanya kuat di akar rumput, tetapi juga mampu bersinergi dengan banyak pihak untuk memperluas jangkauan kiprah sosial dan keagamaannya.

“Kami ingin mencetak kader yang militan, profesional, dan siap menghadapi dinamika zaman. Fatayat harus mampu membuktikan bahwa perempuan muda NU punya kapasitas untuk memimpin dan berkarya nyata dalam kehidupan sosial, keagamaan, hingga kebangsaan,” tegas Yusriana.

Harlah ke-75 ini pun menjadi wadah sinergi dan pemberdayaan. Tak sekadar pengajian akbar dan tahlil, kegiatan juga mencakup bazar UMKM kader Fatayat, pengobatan gratis hasil kerja sama dengan LAZIZNU, serta santunan yatim bersama BAZNAS Purworejo—menandai komitmen Fatayat terhadap aksi sosial dan kemandirian ekonomi kader.

Tak kalah penting, berbagai penampilan seni budaya seperti tari Saman, hadroh, dan paduan suara yang ditampilkan para kader perempuan muda, menjadi simbol bahwa Fatayat NU juga menjadi penjaga budaya dan identitas keislaman dalam bingkai kebangsaan.

Wakil Bupati Purworejo, Dion Agasi Setiabudi, dalam sambutannya menyebut Fatayat NU sebagai garda terdepan dalam membangun generasi emas Indonesia. Ia menekankan peran ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anak, dan mengajak Fatayat NU untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan masa depan.

“Tantangan kita hari ini bukan hanya soal ekonomi dan teknologi, tapi juga bagaimana mendidik anak-anak kita dengan akhlakul karimah. Maka, peran ibu, peran perempuan sangat vital. Dan di sinilah Fatayat mengambil posisi penting,” ujarnya.

Harlah Fatayat NU ke-75 ini menjadi pengingat bahwa organisasi perempuan muda NU bukan sekadar pelengkap. Ia adalah poros perubahan, ruang kaderisasi, dan medan pengabdian yang strategis dalam membentuk generasi bangsa yang religius, berdaya, dan berakhlak mulia.

GP Ansor Pituruh Luncurkan Grup Hadrah Banjari Ruhussab’ah
SMK Ma’arif Bener Dorong Penguatan Skill Kepemimpinan Lewat Pendidikan Politik Bersama Wabup

Cabang

Ancab

Kabar NU

Mungkin Kamu Suka