Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, adalah salah satu hari raya penting dalam agama Islam yang diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia. Pada hari yang berharga ini, umat Muslim mengenang peristiwa penting dalam sejarah ketika Nabi Ibrahim (Abraham) bersedia mengorbankan putranya, Ismail (Ishmael), sebagai tanda ketaatan dan kepatuhan mereka kepada Allah SWT. Dalam kisah ini, terdapat beberapa hikmah yang bisa kita petik dan dijadikan teladan dalam kehidupan kita.
Pertama, menyampaikan kebenaran meskipun itu pahit
Nabi Ibrahim adalah sosok yang berani dan teguh dalam menyampaikan kebenaran, meskipun itu bisa menghadirkan konsekuensi yang sulit. Ketika melihat masyarakat pada zamannya menyembah berhala, Nabi Ibrahim dengan tegas menyampaikan tauhid, keyakinan akan keesaan Allah SWT. Meskipun ditentang dan dihadapkan pada bahaya dan penindasan, ia tetap berpegang teguh pada kebenaran. Dari sikap Nabi Ibrahim, kita dapat belajar betapa pentingnya berani menyampaikan kebenaran, walaupun terkadang itu bisa pahit dan berisiko.
Kedua, sabar dalam ujian dan melaksanakan perintah Allah SWT
Salah satu ujian yang paling berat yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim adalah ketika Allah memerintahkan untuk mengorbankan putranya. Meskipun Nabi Ibrahim sangat mencintai Ismail, ia menahan diri dan bersabar dalam menghadapi ujian ini. Ketaatannya kepada Allah melebihi segalanya, dan ia siap untuk melaksanakan perintah tersebut. Dari sikap sabar dan taat Nabi Ibrahim, kita dapat belajar bahwa dalam kehidupan ini, kita juga akan diuji oleh berbagai cobaan. Penting bagi kita untuk tetap bersabar dan taat kepada Allah dalam menghadapi ujian tersebut.
Ketiga, menyadari bahwa semua itu titipan Allah SWT
Nabi Ibrahim memiliki kesadaran yang kuat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan titipan dari Allah SWT. Ia tidak terlalu terikat pada harta benda atau hubungan duniawi. Ketika Allah menguji kesetiaannya dengan memerintahkan untuk mengorbankan Ismail, Nabi Ibrahim menyadari bahwa Ismail adalah anugerah dari Allah yang harus diserahkan kembali kepada-Nya. Dari sikap Nabi Ibrahim, kita dapat belajar untuk tidak terlalu terikat pada hal-hal duniawi dan menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan dari Allah SWT. Ini mengajarkan kita untuk bersyukur dan mengelola amanah yang diberikan kepada kita dengan bijaksana.
Keempat, berbagi kebahagiaan dengan sesama
Idul Adha juga mengajarkan pentingnya berbagi kebahagiaan dan berempati terhadap sesama. Pada hari ini, umat Muslim dianjurkan untuk berkurban dengan menyembelih hewan dan membagikan dagingnya kepada mereka yang membutuhkan. Tindakan ini mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi rezeki dengan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Nabi Ibrahim sendiri adalah sosok yang murah hati dan penuh belas kasihan. Melalui contohnya, kita diajarkan untuk senantiasa berbagi dan memberikan kebahagiaan kepada sesama.
Dalam peringatan Idul Adha, kita diingatkan akan keteladanan Nabi Ibrahim Alayhissalam dalam menyampaikan kebenaran, sabar dalam menghadapi ujian, kesadaran akan titipan Allah, dan pentingnya berbagi kebahagiaan dengan sesama. Melalui hikmah-hikmah ini, kita dapat meneladani sikap dan tindakan Nabi Ibrahim dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari peringatan ini dan menjadikan Idul Adha sebagai momen yang bermakna dalam meningkatkan ketaatan dan kualitas hidup kita sebagai hamba Allah.
– Ustadz Nailul Kamal al-Hafidz –