BUTUH, (ansorpurworejo.org) – Berbeda dari acara biasanya, dalam rangka nguri-uri kabudyaan jawa yaitu kesenian wayang kulit, Selapanan Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor PC GP Ansor Purworejo dan PAC GP Ansor Kecamatan Butuh menggelar selapanan secara virtual dengan pagelaran Wayang Semalam Suntuk oleh Ki Dalang Kyai Khanafi.
Pagelaran Wayang Kulit ini digelar pada Ahad, 28/03/2021 di Masjid An Nur Langenrejo, Butuh, Purworejo. Dalang dalam penyampaiannya disiarkan langsung melalui akun youtube channel Salinda 797 dengan tema “SEMAR BANGUN KHAYANGAN”.
Dalam Selapanan Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor ini, turut hadir juga Ketua PC GP Ansor Purworejo Khabib Anwar dan jajaran pengurus PAC GP Ansor Kecamatan Butuh. Dalam penyampaiannya dalang menceritakan bahwa khayangan disini maksudnya ialah membangun peradaban manusia agar menuju lebih baik, dan tidak ada lagi manusia yang bertingkah sesukanya terutama dalam beragama. Karena memilih agama itu tidak ada paksaan yang artinya dalam beragama itu seharusnya tidak ada teror.
Pada saat sambutan Ketua PC GP Ansor Khabib Anwar mengatakan bahwa PC GP Ansor sangat senang dengan metode dakwah seperti ini. Ansor adalah organisasi yang dekat dengan masyarakat dan komitmen menyampaikan dakwah secara ramah dan santun.
“Saya berharap ada kader-kader Ansor lebih banyak lagi yang bisa mngikuti jejak kyai hanafi, memadukan budaya dan dakwah sehingga bisa lebih mengena kepada masyarakat. “terang Khabib Anwar.
Sementara itu, Ki Dalang Kyai Khanafi menambahkan bahwa Rijaalul Ansor menggunakan pendekatan budaya untuk berdakwah kepada masyarakat. Kalau sudah dekat, jadi bisa mudah untuk saling memahami, bahwa tujuan dakwah adalah untuk kebaikan semuanya. Menurut informasi dari Tim Media Ansor Purworejo bahwa Ki Dalang Kyai Khanafi ini sudah malang melintang dengan dakwah melalui pagelaran.
“Karena ini masih pandemi covid-19, bahwa pagelaran wayang ini tidak boleh mengundang kerumunan, saya menggunakan metode secara virtual melalui channek youtube, ini bertujuan agar tidak adanya kerumunan. Dengan tujuan supaya para pelaku tetap bisa berkarya walaupun dengan keterbatasan akses sacara offline. ” terang Kyai Khanafi.