PURWOREJO, ansorpurworejo.org – Lomba Dekorasi Visual dan Fragmen dalam rangka menyambut Satu Abad NU yang diselenggarakan oleh MWCNU Purworejo berjalan sejak 28 Januari 2023 sampai hari ini, Senin 6 Februari 2023 bertepatan di TPQ Baitul Abidin Pengurus Ranting NU Mranti Purworejo.
Rangkaian acara dibuka dengan hangat oleh Pak H. Riyanto selaku Master of Ceremony sekaligus narator yang menyampaikan kepada segenap hadirin yakni tema fragmen, ucapan selamat datang, dan terima kasih.
Layaknya Ranting NU sebelumnya, PRNU Mranti di tempat ini dengan apik mampu menyuguhkan fragmen bertemakan “Pancasila dari Masa ke Masa”. Sepuluh kasepuhan PRNU Mranti berkesempatan tampil menjadi pemeran dalam fragmen tersebut. Diantaranya Gus Ni’am sebagai Hadhratussyekh KH Hasyim Asy’ari, dan Tim 9 digawangi Suwarno, H. Sugeng, Sholeh, Tribowo, Kasidi, Trasmaka, Fahroni, Suharto, dan Agus Hidayat.
Lantai atas TPQ Baitul Abidin malam ini digubah menjadi lebih asyik dengan background pancaran sinar LCD dan, lebih khusyuk untuk menikmati suguhan demi suguhan dialog tentang “Pancasila dari Masa ke Masa” karya PRNU Mranti. Tambah lagi, tampak pancaran wajah bahagia dan totalitas saat memerankan fragmen ini dihadapan hadirin. Semua ini adalah bukti nyata ekspresi cinta dari PRNU Mranti kepada NU yang berhasil mengawal Pancasila sebagai falsafah negara Indonesia.
Pancasila diawal kemerdekaan dimulai dari misi yang dibawa oleh Tim 9 ketika sowan ke Imam Besar KH. Hasyim Asy’ari yakni agar nantinya Pancasila menjadi pondasi kuat yang mampu mengakomodasi kemerdekaan seluruh anak bangsa, bukan hanya Islam yang merupakan umat mayoritas. Hal ini diperagakan melalui dialog yang disampaikan Gus Ni’am sebagai KH. Hasyim Asy’ari, “Pancasila wes bener miturut syariat, Ketuhanan Yang Maha Esa sejatine tauhide Islam, sampekno salamku nyang Pak Sukarno”. Sehingga tidak ada alasan bagi umat Islam untuk menolak konsep tersebut dalam Pancasila.
Dalam fragmen tersebut diceritakan pula pada rentang tahun 1957-1959, PKI melakukan penetrasi melalui faksi Pancasila dimana sedang membahas rancangan dasar negara. Namun, dasar negara yang PKI maksud hanya materialisme historis yang ateis. Ketuhanan Yang Maha Esa yang termaktub dalam sila pertama dalam Pancasila ingin diubah menjadi “Kemerdekaan Beragama” oleh PKI. Penetrasi berikutnya yakni PKI melakukan pemberontakan fisik yang menelan banyak nyawa, termasuk dari kalangan NU yang sejak awal berjuang melawan ideologi komunis tersebut.
Pancasila di era 1980-an (sebelum NU kembali ke Khittah pada 1984), NU melakukan aksi walk-out dalam parlemen saat membahas P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada 1978. P4 dalam penerjemahan Orde Baru ditolak oleh NU. NU dengan pandangan jernih dan sikap yang wajar (sebagaimana istilah KH Ahmad Shiddiq yang diperankan oleh Trasmaka) kemudian mendeklarasikan asas tunggal Pancasila pada Forum Munas Alim-Ulama NU 1983 di Situbondo. Dinyatakan bahwa asas tunggal Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa menghadap-hadapkan Pancasila sebagai dasar negara dan Islam sebagai agama.
Seusai tampilan fragmen, H. Sugeng menyampaikan sambutan diawali dengan salam, isti’adah, basmalah, hamdalah, mengucapkan ahlan wa sahlan bichudhurikum, dan menghaturkan permohonan maaf dalam menerima serta terima kasih kepada Tim MWCNU, Tim Juri, Muslimat, Fatayat yang telah mendukung baik moral maupun materi, dilanjut pula mendokan semoga diberi balasan ganjaran yang berlebih dari Allah Swt.
Sementara K. Nurcholis memberi sambutan dan arahan mewakili pengurus MWCNU yang hadir. Salam, muqoddimah, ucapan terima kasih atas persembahan yang memukau yaitu perjalanan Pancasila dari Masa ke Masa. “Semoga dapat menggugah dan menambah semangat kita, semoga peringatan 1 Abad NU malam ini, kita semuanya yang hadir kareken santrinya Simbah Hadhratussyekh Hasyim Asy’ari, serta maturnuwun lan pangapunten anggenipun sowan kathah kekhilafan dari segi mana saja”, pungkas K. Nurcholis.
Dalam lomba malam ini, K. Nurcholis tak lupa memperkenalkan rombongan MWCNU Purworejo dan tim juri yang hadir. Tim MWCNU Purworejo diantaranya Habib KHR. Muhammad Al Athas, K. Abdullah Bakri, K. Saefurrohman, K. Nurcholis, K. Pardiono, K. Ihsan Sobirin, Agus Pracaya, dan Mukh. Alfan Khakim. Disampaikan pula para juri profesional dari Dewan Kesenian Purworejo (DKP) yakni Bramantio (Wakil Ketua DKP/ Pelukis), Achmad Fajar Kholik (Sekretaris DKP/ Pemain Teater) dan Mahestya Andi Sanjaya (Anggota DKP/ Penggiat Pantomim).
(Alfan Hakim)