Sebuah Catatan Pinggir “Sambang Sahabat” PC GP Ansor Purworejo ke PAC GP Ansor Kemiri: Ruang Motivasi Pengkaderan dan Wajah Organisasi
(Oleh Syukri.Ab)
Jika ingin mengintip kejayaan masa depan sebuah organisasi, maka perhatikanlah dinamika kaderisasinya
Di penghujung bulan Safar tepatnya pada Rabu Malam (21/09/2022), PAC GP Ansor Kecamatan Kemiri mengadakan acara selapanan Satkoryon Banser dan Kader Ansor, namun yang menarik adalah acara ini dibarengkan dengan giat Sambang Sahabat dari PC GP Ansor Kabupaten Purworejo.
Hadir di forum ini HM. Tashilul Manasik selaku Sekretaris PC GP Ansor Kabupaten Purworejo, Hari Raharjo selaku Kasatkorcab Banser, Muhajir selaku Wakil Ketua PC Bidang Kaderisasi, M. Hidayatullah atau Mbah Doyok selaku Wakil Ketua PC Bidang IT, Gus Naufal selaku Ketua BAANAR PC, dan Sahabat Hilmi Fauzi selaku tim kaderisasi PC. Melalui diskusi yang cukup hangat, tumpah ruah semangat dan inspirasi untuk menyambut kaderisasi yang lebih bernas di masa yang akan datang.
Pengkaderan dan Wajah Organisasi
Gerakan Pemuda (GP) Ansor bukan saja sebagai underbow NU, juga bukan sekadar badan otonom yang memiliki kewenangan organisasi sendiri. Ia adalah organisasi pemuda NU yang merupakan wajah NU masa depan. Ia, dibantu Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan MDS Rijalul Ansor, menjadi pertaruhan masa depan NU, bahkan menjadi pertaruhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan segala dinamikanya. Karena tantangan NU di masa depan semakin berat, GP Ansor saat ini harus mampu menciptakan dan melahirkan calon-calon pemimpin tangguh untuk masa mendatang. Regenerasi dalam organisasi adalah sebuah kebutuhan.
GP Ansor adalah organisasi kader, karena itu program utamanya adalah kaderisasi. Mencetak dan mendidik kader sebanyak mungkin menjadi sebuah keniscayaan. Kaderisasi dan penjaringan kader tidak hanya menekankan pada kuantitas (jumlah) anggota saja, tetapi yang lebih penting dari itu adalah kualitas kader.
Kita tidak bisa menafikan bahwasanya sebuah kuantitas kader itu penting, karena berangkat dari jumlah kader yang banyak, maka akan memungkinkan semakin banyak muncul kader berkualitas sesuai bidang-nya masing-masing. Rumus sederhananya dengan semakin banyak kader, niscaya akan banyak pula kader berkualitas yang terjaring.
Arus utama untuk mendorong kader semakin berkualitasi baik dari sisi taraf pengatahuan dan kapasitas adalah melalui pengkaderan itu sendiri. Pengkaderan formal seperti PKD, PKL, Diklatsar, Diklatsus dan Susbalan atau pengkaderan non-formal seperti Dirasah Ula, Dirasah Wustho, penugasan khusus, distribusi kader, kepanitiaan kegiatan akan memberikan nutrisi sekaligus pengalaman supaya kader semakin handal. Pun demikian, parameter kader berkualitas tidak hanya dilihat dari sebarapa jauh jenjang kaderisasi yang diikuti, namun harus diiringi kiprah khidmah yang nyata dan bisa dirasakan kebaikannya, kemanfaatnya oleh masyarakat sekitar.
Tantangan Ansor Hari Ini
Membeludaknya penduduk muda merupakan potensi sekaligus ancaman. Potensi karena mereka adalah sumber daya manusia (SDM) yang sedang dalam masa produktif untuk menopang pembangunan. Ancaman apabila mereka tidak dikelola dengan baik bisa menjadi salah satu penyebab bencana demografi. Kemajuan teknologi informasi dan internet telah mengubah segala perilaku masyarakat Indonesia.
Kita tahu di masyarakat kita masih ada pemuda yang enggan untuk diajak ikut Ansor, bukan karena Ansor tidak diminati, namun kebanyakan dari mereka justru minder dan takut sebab tidak bisa ngaji. Ya, memang wajah Ansor di kalangan pemuda milenial saat ini seperti terlalu kuno Nampak dari kegiatannya yang hanya selapanan, ngaji, dan sholawatan.
Oleh karenanya sebagai Pengurus ditingkatan PAC maupun Ranting harus inovatif, buatlah kegiatan semenarik mungkin supaya wajah Ansor menjadi lebih kekinian. Misal-nya buatlah lomba Futsal, Badminton, Mancing yang nanti ditengah-tengah acaranya ada maulid singkat, atau apapun itu dikemas menjadi acara yang menarik dan tetap dirangkai dengan ciri khas tradisi NU (Tahil atau Sholawatan) supaya pemuda umum yang belum tertarik Ansor bisa mengikuti acara tersebut. Setelah mengikuti acara tersebut pada akhirnya nanti kita bisa ajak terus untuk ikut kegiatan-kegiatan Ansor lainnya.
Selain itu sebagai Pengurus sudah seharusnya memilah-milah kader sesuai dengan bakat dan minatnya. Misal, kader yang suka olahraga yang dititipkan dibidang kepengurusan yang membidangi Olahraga, kader yang suka menulis dan paham Media yang dititipkan dibidang kepengurusan yang membidangi Media, Kader yang suka Sholawatan dan Ngaji yang dititipkan dibidang Rijalul Ansor, dan begitu seterusnya.
Sebagai pengurus di tingkatan PAC dan Ranting kita harus memahami bahwa kepengurusan di tingkatan ini adalah jantungnya sebuah organisasi. Jika PAC dan Ranting berjalan kegiatannya dan inovatif, niscaya masa depan Organisasi Ansor akan lebih baik.
Wallahu A’lam