Setiap pergantian tahun merupakan momentum bagi setiap orang untuk melakukan muhasabah (mawas diri) terhadap perjalanan hidup yang dilalui selama setahun. Apakah yang telah kita lakukan dari detik ke menit , menit ke jam, jam ke hari, hari ke pekan dan pekan ke bulan?
Perbandingan bagi seorang pedagang tentu akan dihitung untung ruginya barang yang telah dijual. Pun demikian dengan kita apakah perjalanan setahun ini mendapat “untung” atau merugi atau bahkan kolap / bangkrut.
Suatu kebanggaan dan kebahagiaan jika kita menoreh prestasi dan prasasti kebaikan yang akan terukir di sanubari setiap orang yang akan dikenang sepanjang hayat. Hal sebaliknya pun akan menjadi kenangan.
Waktu adalah momentum untuk prestasi bukan frustasi. Menemukan inspirasi, menggali potensi diri dari yang biasa menjadi luar biasa, dari zero menjadi hero.
Ada tiga hal yang tidak akan dapatkan kembali dalam perjalanan hidup ini:
- Waktu yang telah lewat. Jangan buang waktu dengan percuma dan sia sia apalagi dengan hal hal yang tidak bermanfaat. Time is money. Peribahasa ini mengingatkan kita betapa berharganya waktu.
- Kata yang telah diucapkan. Apa yang telah kita ucapkan akan menjadi cermin kepribadian awal kita. Tentu kita ingat “Ajining diri ono ing lathi”
- Momentum yang diabaikan. Kesempatan tidak akan datang dua kali. Sekali kita lewatkan momentum maka jangan harapkan akan datang kembali.
Dengan demikian jangan sampai kita menjadi orang-orang yang merugi. Galilah potensi diri, raihlah prestasi, jadilah inspirasi dan ukirlah prasasti. Dahsyatkan pribadi yang biasa menjadi luar biasa. Zero to Hero (goez)